PENGALAMAN
Perkenalkan nama aku
SAMSIDAR, dikalangan keluarga sering dipanggil sidar, namun dikalangan
teman-teman sering dipanggil idhar, Alhamdulillah beberapa bulan yang lalu aku
lulus di SMKN 1 BONE jurusan Administrasi Perkantoran, nah, hari ini, hri
dimana semua organisasi akan memperkenalkan organisasinya, kami para
siswa-siswi baru diharuskan memilih 1 organisai, karena waktu smp pernah masuk
organisasi tari, dan suka sekali dengan seni, paduan suara, tari dan teater.
Makanya saat dibagikan kertas pemilihan organisasi yg kutulis adalah
presepsi.Pertemuan pertama di presepsi adalah perkenalan pengurus baru, dan Maa
Syaa Allah organisasi ini adalah salah satu organisasi favorite di SMKN 1 BONE,
aku sangat senang bisa bergabung disini, namun aku tidak melihat sahabatku,
namanya Nurul Azizah, sering kupanggil cica, dia adalah teman ceritaku, tapi
ternyata dia memilih organisasi lain yaitu paskibra, karena sebelumnya kita
tidak janjian. Sempat kami berdua itu kebingungan bagaimana munkin kita bisa
sama-sama, memang sekolah kita sama, jurusan yangku pilih juga sama dengannya,
namun kelas kita berbeda, organisasipun berbeda. Kemudian kami berinisiatif
keduanya harus sama-sama berkorban cica keluar dari paskibra dan akupun juga
harus keluar dari presepsi dan memilih organisasi lain. Waktu itu cica memilih
Rohis, namun aku meng iyyakan cica. Pertemuan pertama, kedua dan ketiga kami
bersama namun, pertemuan ke empat tiba-tiba wakil bendahara Rohis di
berhentikan karena malas pertemuan, waktu itu wakil bendahara harus diwakili
oleh kelas 1, karena para senior jengkel dengan si wakil bendahar tadi kemudian
pemilihan dimualai, dan aku di amanahkan menjadi wakil bendahara, sempat
menolak karena sebenarnya aku nggan untuk terlalu aktif di organisasi,
organisasi kuanggap hanyalah tempat untuk istirahat dan mencari teman, namun
kerena senior memberikan motivasi dan nasehat akhirnya aku meng iyyakan itu,
setiap pekan kutagi iuran organisasi kepada teman-temanku, kemudian kami
dikumpulkan dalm 1 majelis ilmu yg semuanya adalah kelas 1, disini aku sangat
senang, karena dapat mengenal lebih dekat dengan temanku. Hari demi hari
berlalu pekan demi pekan berjalan, hingga kami dikumpulkan lagi dalam majelis,
dan murobbiahku memberikan amanah baru kepadaku yaitu menjadi naqibah di
halaqaku, aku kanget, “kenapa harus saya? sayakan sudah jadi wakil bendahara di
rohis” dalam hati. Kemudian aku berkata bu, saya sduah jadi wakil bendahara,
masa jadi nakibah juga. Kemudian beliau berkata tidak apa-apa. kl di pertemuan
Rohis kamu jadi wakil bendahara di majelis kamu jadi naqibah saya, lalu aku
berkata baiklah bu, kupikir sulit menjadi bendahara karena harus meminta uang
orang, namun ternyata menjadi nakibah itu juga lebih sulit karena harus
mengajak teman untuk ikut belajar agama, bermacam-macam alasan temanku katanya
laparla, banyak tugasla dan sebagainya. Namun murobbiaku senantiasa memberiku
semangat, memotivasiku, bahkan beliau adalah teman curhatiku, karena setelah
jadi naqibah dan wakil bendahara cica sudah jarang ku temui, cica juga enggan
ikut prker tarbiah karena alasannya lapar kalau bell pulang sudah berbunyi,
jadi dia pulang dan tidak ikut kajian sering ku nasehati, kadang dia pergi
kadanng dia kabur dari saya, hingga dia menjauh. Tidak terasa ± 1 tahun
berjalan. Kami semua di informasikan untuk mempersiapkan diri menjadi pengurus
inti pada priode yang akan datang, mempersiapkan visi dan misi, untuk menjadi
pengurus inti yang baru waktu itu aku tidak terlalu pusing, cuman sekilas cari
bedanya visi dan misi saja. To aku juga tidak terlalu minat menjadi pengurus
inti, menjadi wakil bendahara dan naqibah saja aku sudah pusing. Dan
Alhamdulillah jabatan sebagai wakil bendaharapun telah di cabut karena akan
digantikan. Pas teman-temanku yang lain sudah naik, ternyata teman-temanku gugup
menyampaikan visi dan misinya bahkan ada yang sama sekali tidak punya. Kemudian
namaku, ternyata ada sedikit rasa gugup yang menghampiri, karena tiba-tiba
semua mata melihatku, ku sampaikan apa yang ku rasa itu yg akan ku rasa
dibutuhkan sekarang, aku cuman ingin ikut meramaikan saja karena dari awal
sudah ku bicarakan dengan senior bahwa saya tidak mampu menjadi ketua nantinya.
Namun katanya harus tetap ikut memberikan visi dan misi. Lalu ku iyyakan
menurutku turut ramai tak mengapa kemudian suarapun mulai dihitung kertas yang
sudah dibagikan dikumpul kembali untuk mengkitung suara, beberapa menit
berlangsung ternyata namaku dan novi temanku hanya berbeda 1 suara sj, aku
aunggul 1 suara di banding dia, dan otomastis aku terpilih menjadi ketua umum,
saya menagis dan protes kepada senior, mengatakan kk sayakan sudah bilang saya
tidak ingin menjadi ketua, jabatan saya tukar saja dengan novi atau ifnur atau
lisa menjadi bendahara kembali atau sekertaris. Namun apa boleh buat tidak
satupun temanku yang ingin bertukar posisi denganku. Hari juga sudah mulai
gelap, permintaanku tidak diterimah, sekali lagi aku diberi nasehat dan
motovasi agar semangat menjalankan organisasi. Pekan demi pekan kulalui banyak
diantara kami sebagai pengurus inti sudah lelah, karena adik” kami susa sekali
diatur, dilembuti mala kurang ajar di kasari mala keluar, tapi suka duka
sebagai pengurus kami jalani, membuat proker tidak semudah yang pikirkan,
proposal ditolak beberapa kali, dana dari sekolah tidak cair-cair. Hingga
akhirnya proposal diterima juga kami membuat perkemahan pelantikan, selama 2
hari 1 malam, kemudian setiap pekan kami pertemuan, banyak dari mereka yang
berganti muka setiap pekan. Hari berganti hari, bulan berganti bulan sudah
banyak proker yang selesai kami jalankan. Tapi karena terlalu capek dengan
tugas sekolah dan organisasi membuatku sakit-sakitan, ibuku menyuruh ku untuk
berhenti saja, karena sering pulang terlambat, sering sakit dan capek. Kemudian
saya menghadap kepadah pembina namun pembina menolak itu, belau tidak ingin
menggantiku dia mengatakan kerjakan yang mampu kamu kerjakan, beri penjelasan
ke orang tuamu, agar tidak berhenti. Saya tetap menjalaninya semampu saya,
mengerjakan tugas semampu saya, tidak sedikit tawa yang teman-teman ciptakan
dari tingkahnya, adik-adikku pun sudah mulai mengikuti aturan, hal yang indah
bagi aku saat proker terlaksana, nilai Agamaku semakin tinggi sebab pembinaku
adalah guru agamaku, aku tidak perlu lagi membeli LKS Agama saat belajar beberapa
seminar diluar sekolah kuikuti, pertemuan atas nama Rohis sekolahpun kujalani,
menambah sertifikat yang ku dapat. beberapa teman baru kudapatkan, menambah
pengalaman bergaulku, mengubah cara pandangku. Membuatku merasakan bagaimana
rasanya memiliki adik-adik. Hingga tidak terasa ± 1 tahun kini aku bukan ketua
lagi, ada lega rasanya 1 tanggung jawab lepas. Aku hanya tinggal terima
panggilan ikut serta saja. Dan sesekali mendampingi mereka para adik-adikku.
Pelajaran yang kuambil
dari pengalaman tersebut adalah jangan takut memulai, mencoba dan berusaha,
terkadang hal yang tidak ingin kamu lakukan namun hal tersebutlah yang
mendekat, terkadang kamu memilih hal yang dirasa sesuai dengan keahlian kita
namun ternyata Allah memilih jalan lain untuk kita yang lebih baik. mencoba itu perlu asal serius. Berusaha itu
sulit tapi Inn Syaa Allah berujung manis. Tidak semua yang kita inginkan
terkabul tapi yang terkabul itulah yang kita butuhkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar